Jika ada yang bertanya apakah
aku masih menginginkanmu, maka aku akan ragu untuk menjawabnya. Ini karena aku
masih sangat mengharapkanmu. Tetapi disisi yang lain aku juga mulau
menyandarkan hatiku padanya. Memang akan terasa mustahil untuk melupakanmu. Semua
dari dirimu tak ada yang bisa tergantikan olehnya. Kata-katamu untuk memberi dorongan
dan semangat selalu melekat dihati dan sesekali seperti terdenger ditelinga. Aku
tahu itu hanya hayalan. Karena itu hanya dulu. Sekarang kau tak memberiku
semangat bahkan sepatah katapun tak pernah terucap darimu untukku.
Aku seperti kehilangan sandaran
hidup. Semua seakan pergi bersama dirimu yang memang tak akan pernah kembali. Kau
membawa semangatku. Kau juga mengambil satu persatu senyuman yang dulu selalu
kau berikan. Kini tak ada lagi senyuman darimu untukku. Aku sadar itu tak
mungkin lagi. Karena kini kau telah jauh. Tapi aku masih berharap padanya. Pada
sosok yang aku harapkan dapat menggantikan sosokmu yang memang sulit
digantikan. Tapi aku yakin suatu saat. Suatu saat dimana aku akan merasakan
masa-masa dimana kau selalu dekat. Masa-masa aku seperti mendapatkan kekuatan
untuk berjalan tanpa pernah berfikir untuk berhenti.
Dirinya memang terlau jauh bila
dibandingkan denganmu. Menurutku. Tapi bila bersamanya aku bisa menjadi cahaya.
Aku mampu menerangi jalannya walaupun cahayaku hanya seperti lilin kecil yang
hanya bisa menerangi satu meja. Bila bersamanya akulah yang membimbing. Aku bisa
merasakan bagaimana sulitnya menjadi dirimu saat bersamaku. Dirimu sebagai
cahaya dan aku hanya sebagai bayangan saja. Tapi kau dulu memancarkan cahaya
yang terang. Sehingga aku sebagai bayangan sangat terlihat dan nyata. Walau hanya
sebagai bayangan.
Bila akan ku temui dirimu di
dirinya saat ini. Aku rela menangis untuk itu. Sejenak aku lupakan segenggam
kebodohan yang bernama harga diri. Aku ingin sehari saja kau di dirinya. Jika tidak
maukah kau berda didirinya satu jam saja. Tapi jangan sampai hanya sekejap
mata. Karena sekejap mata tidak akan mengobati rasa rinduku padamu. Bukankah kau
senang jika aku memohon padamu dulu. Aku ingat kau seperti ingin tertawa lepas
mendengar aku memohon padamu—memang kata itu pantanganku. Jika saja kau bukan
gadis yang anggun dan mengagumu Fatimah. Mungkin kau akan tertawa tapi tak kau
lakukan, kau hanya tersenyum dan itu sama saja. Satu yang aku ingat darimu dan
tidak aku temukan bersamanya adalah kau seperti baju perangku. Kau seakan bisa
membentengiku. Kau yang menguatkanku.
Tapi bagaimana ini? Kau terlanjur
pergi. Apakah dulu kau sengaja mengajariku? Mengajariku untuk menjadi cahaya
yang terang. Berharap bisa memberi cahaya untuknya. Peristiwa itu membuatku
yakin. Bahwa kau mengajariku menjadi cahaya untuknya. Setelah itu kau pergi. Meninggalkan
lilin yang tak kau nyalakan untukku. Lalu kau pergi tanpa membawa cahaya. Karena
bagimu itu tidak penting. Karena kau lebih terang dari cahaya itu sendiri.
Salam Kenal.. :)
BalasHapusKUNGJUNGI GAME ONLINE TERPERCAYA
1. Prediksi togel
2. Togel sydney
3. Togel Sgp
4. Togel Hk
<----->
LIVE SINGAPORE POOLS
1. Live Sgp
2. Live4d
3. Live toto
<----->
Semoga info ini bermanfaat dan Trims buat Admin (y)