Home » » Pasangan Dinding Harapan

Pasangan Dinding Harapan

Written By mas muhlis on Rabu, 12 November 2014 | 05.25

Hari ini aku berusaha mengingatmu. Mengingat tentang apapun yang pernah kita lakukan. Mengingat semua kejadian yang terlewat bersamamu. Mengingat tentang kejadian yang seharusnya penting. Tapi tidak. Semua itu seperti terlewat begitu saja. Seperti sampah dalam selokan yang terkena aliran air hujan yang kotor. kau sudah berlalu. Cerita kita tidak akan berakhir indah. Aku tahu itu. Bahkan aku tahu akhirnya akan seperti ini di awal kisah. Yang menurutmu mungkin bukan sebuah kisah. Pikirku.

Hubungan kita memang terlalu rumit. Kau dengan karakter dan kesibukanmu. Dan aku yang sibuk mengikuti karakter dan kesibukannmu. Pada akhirnya kita seperti sibuk dengan mendalami karakter masing-masing. Dan aku tahu itu bukan sebuah jalan menuju cinta. Karena seperti ungkapan yang berbunyi kita tidak akan bisa melewati batu jika kita hanya berusaha memecahkannya. Bukankah demikian? Kita hanya ingin melewati batu, jadi untuk apa dipecahkan? Jika sekedar untk melewati, kita bisa lewat samping atau memanjat batu itu. Tapi bagimu mungkin cara itu yang terbaik.

Hari ini aku menyesal. Atau malah aku harus bersyukur. Perasaan itu sekarang bercampur. Antara menyesal dan senang. Seperti melemparkan dua buah batu ke dalam air yang keruh. Kita yang melemparkannya tidak akan pernah tahu batu mana yang menyentuh dasar air terlebih dahulu. Aku menyesal ketika menyadari bahwa kau tidak di sini lagi. di sampingku. Hanya meninggalkan kenangan yang menggenang dan membuat hatiku berkarat. Dan aku senang dan bersyukur jika aku melihat kau tampak bahagia bersamanya. Bersama seseorang yang bahkan sama sekali tidak pernah berusaha mendapatkanmu sebelumnya.

Yang tergambar adalah bagaimana kau melangkah pergi. Tapi, tak ada satu gambaran yang teringat ketika kita berjalan kearah yang sama dan seketika bertemu. Kita adalah suatu hubungan yang rumit. Jika aku pikirkan bagaimana kejadian pertemuan kita yang terlintas hanya kemustahilan. Atau kita memang sebenarnya mustahil untuk bertemu. Namun kita tetap bertemu. Dan pertemuan itulah yang membuatku terperosok dalam sebuah dinding-dinding tinggi dan gelap yang bernama harapan.
Share this article :

2 komentar:

  1. hampir sama dengan kisah nyata ku

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang banyak kisah seperti ini mbak. tapi nanti akan lupa dengan sendirinya ketika menemukan sosok lain sebagai pengisi hati yang kosong.
      terima kasih kunungannya. :) :)

      Hapus

Popular Posts

 
Support : Twitter | Facebook | Cara Zaenal
Copyright © 2013. Belajar Cerpen - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Belajar Cerpen
Proudly powered by Blogger