Hari ini aku berusaha
mengingatmu. Mengingat tentang apapun yang pernah kita lakukan. Mengingat semua
kejadian yang terlewat bersamamu. Mengingat tentang kejadian yang seharusnya
penting. Tapi tidak. Semua itu seperti terlewat begitu saja. Seperti sampah
dalam selokan yang terkena aliran air hujan yang kotor. kau sudah berlalu. Cerita
kita tidak akan berakhir indah. Aku tahu itu. Bahkan aku tahu akhirnya akan
seperti ini di awal kisah. Yang menurutmu mungkin bukan sebuah kisah. Pikirku.
Hubungan kita memang terlalu
rumit. Kau dengan karakter dan kesibukanmu. Dan aku yang sibuk mengikuti
karakter dan kesibukannmu. Pada akhirnya kita seperti sibuk dengan mendalami karakter
masing-masing. Dan aku tahu itu bukan sebuah jalan menuju cinta. Karena seperti
ungkapan yang berbunyi kita tidak akan bisa melewati batu jika kita hanya
berusaha memecahkannya. Bukankah demikian? Kita hanya ingin melewati batu,
jadi untuk apa dipecahkan? Jika sekedar untk melewati, kita bisa lewat samping atau
memanjat batu itu. Tapi bagimu mungkin cara itu yang terbaik.
Hari ini aku menyesal. Atau malah aku harus bersyukur. Perasaan itu sekarang bercampur. Antara menyesal dan senang. Seperti melemparkan dua buah batu ke dalam air yang keruh. Kita yang melemparkannya tidak akan pernah tahu batu mana yang menyentuh dasar air terlebih dahulu. Aku menyesal ketika menyadari bahwa kau tidak di sini lagi. di sampingku. Hanya meninggalkan kenangan yang menggenang dan membuat hatiku berkarat. Dan aku senang dan bersyukur jika aku melihat kau tampak bahagia bersamanya. Bersama seseorang yang bahkan sama sekali tidak pernah berusaha mendapatkanmu sebelumnya.
Yang tergambar adalah bagaimana
kau melangkah pergi. Tapi, tak ada satu gambaran yang teringat ketika kita berjalan
kearah yang sama dan seketika bertemu. Kita adalah suatu hubungan yang rumit. Jika
aku pikirkan bagaimana kejadian pertemuan kita yang terlintas hanya
kemustahilan. Atau kita memang sebenarnya mustahil untuk bertemu. Namun kita
tetap bertemu. Dan pertemuan itulah yang membuatku terperosok dalam sebuah
dinding-dinding tinggi dan gelap yang bernama harapan.
hampir sama dengan kisah nyata ku
BalasHapusmemang banyak kisah seperti ini mbak. tapi nanti akan lupa dengan sendirinya ketika menemukan sosok lain sebagai pengisi hati yang kosong.
Hapusterima kasih kunungannya. :) :)